CSE ****

Loading

Sabtu, 22 Desember 2012

:) About Mother :)

Seorang ibu dalam hidupnya membuat beberapa kebohongan kepada anaknya yang mungkin tak pernah anaknya sadari.

Berikut beberapa kebohongan tersebut:
1. Di saat makan, jika makanan itu kurang, maka Ibu akan mendahulukan memberikan makanan itu kepada anaknya seraya berkata, “Cepatlah makan nak, ibu tidak lapar.”
2. Disaat makan pun, Ibu selalu menyisihkan ikan dan daging untuk anaknya dan berkata, “Makanlah nak, ibu tadi sudah makan.”
3. Saat ia menangisi akibat kenakalanmu, dan kau melihatnya, ibu akan berkata “Ibu habis mengupas bawang nak”
4. Tengah malam saat dia sedang menjaga anaknya yang sakit, Ibu berkata, “Istirahatlah nak, ibu masih belum mengantuk..”
5. Ketika anaknya pulang larut, ibu akan gelisah dan tidak akan bisa tidur sebelum anaknya pulang. Dan ketika anaknya pulang dan bertanya kenapa ibu belum tidur. Ibu akan menjawab, ” Ibu masih nonton tv, acaranya menarik”
6. Saat kau meminta dibelikan sesuatu yg mahal, dan ibu sedang tidak punya uang ia akan berupaya mencari pinjaman kemanapun agar anaknya senang, seraya berkata ” Ini uangnya nak, pakailah uang ini memang buat kamu”
7. Saat anak sudah tamat sekolah, kemudian bekerja dan mengirimkan uang untuk ibu. Ia berkata, “Simpanlah untuk keperluanmu nak, ibu masih punya uang simpanan.”
8. Saat anak sudah sukses, menjemput ibunya untuk tinggal di rumah besar miliknya, Ia lantas berkata, “Rumah tua kita sangat nyaman, ibu mau disini saja”
9. Saat menjelang tua, ibu sakit keras dan hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Anaknya akan menangis, tetapi ibu tetap tersenyum sambil berkata, “Janganlah menangis, ibu tidak apa apa .”
Ini adalah kebohongan terakhir yg dibuat ibu. Kebohongan yang dilakukannya tak lain sebagai bukti betapa ibu menyayangi anaknya. Bahkan, terkadang saking sayangnya beliau pada anaknya , ia takkan pernah bisa melihat anaknya sedih dan hidup menderita. Apapun akan diperbuatnya demi membahagiakan sang anak.


” Happy motHer’S daY “
Love U mom ,,,,

ManFaaT suSu KedeLai

Pilih OKE

Kamis, 20 Desember 2012

Tips Ganti Template

Klik sekarang

ASKEB PATOLOGI


PERITONITIS DAN PELVIKSITIS
I.                  PERITONITIS
A.   Pengertian
PERITONITIS : Komplikasi NifasPeritonitis (radang selaput rongga perut) adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum). Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Peritonitis adalah peradangan peritoneum, selaput tipis yang melapisi dinding abdomen dan meliputi organ-organ dalam. Peradangan disebabkan oleh bakteri atau infeksi jamur membran ini.
Peritonitis primer disebabkan oleh penyebaran infeksi dari darah dan kelenjar getah bening ke peritoneum. Jenis jarang peritonitis - kurang dari 1% dari semua kasus peritonitis primer.
Jenis yang lebih umum dari peritonitis, yang disebut peritonitis sekunder, disebabkan infeksi ketika datang ke peritoneum dari gastrointestinal atau saluran bilier. Kedua kasus peritonitis sangat serius dan dapat mengancam kehidupan jika tidak dirawat dengan cepat.

B.     Penyebab
Peritonitis biasanya disebabkan oleh :
1.      Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi.
Yang sering menyebabkan peritonitis adalah perforasi lambung, usus, kandung empedu atau usus buntu. Sebenarnya peritoneum sangat kebal terhadap infeksi. Jika pemaparan tidak berlangsung terus menerus, tidak akan terjadi peritonitis, dan peritoneum cenderung mengalami penyembuhan bila diobati.
2.      Penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif melakukan kegiatan seksual
3.      Infeksi dari rahim dan saluran telur, yang mungkin disebabkan oleh beberapa jenis kuman (termasuk yang menyebabkan gonore dan infeksi chlamidia)
4.      Kelainan hati atau gagal jantung, dimana cairan bisa berkumpul di perut (asites) dan mengalami infeksi
5.      Peritonitis dapat terjadi setelah suatu pembedahan.
Cedera pada kandung empedu, ureter, kandung kemih atau usus selama pembedahan dapat memindahkan bakteri ke dalam perut. Kebocoran juga dapat terjadi selama pembedahan untuk menyambungkan bagian usus
6.      Dialisa peritoneal (pengobatan gagal ginjal) sering mengakibatkan peritonitis.
Penyebabnya biasanya adalah infeksi pada pipa saluran yang ditempatkan di dalam perut.
7.      Iritasi tanpa infeksi.
Misalnya peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau bubuk bedak pada sarung tangan dokter bedah juga dapat menyebabkan peritonitis tanpa infeksi.

C.    Tanda dan Gejala
Tanda-tanda dan gejala peritonitis meliputi:
·         Pembengkakan dan nyeri di perut
·         Demam dan menggigil
·         Kehilangan nafsu makan
·         Haus
·         Mual dan muntah
·         Urin terbatas

Gejala peritonitis tergantung pada jenis dan penyebaran infeksinya.  Biasanya penderita muntah, demam tinggi dan merasakan nyeri tumpul di perutnya.  Bisa terbentuk satu atau beberapa abses.
Infeksi dapat meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita jaringan (perlengketan, adhesi) yang akhirnya bisa menyumbat usus.  Bila peritonitis tidak diobati dengan seksama, komplikasi bisa berkembang dengan cepat.  Gerakan peristaltik usus akan menghilang dan cairan tertahan di usus halus dan usus besar. Cairan juga akan merembes dari peredaran darah ke dalam rongga peritoneum. Terjadi dehidrasi berat dan darah kehilangan elektrolit.  Selanjutnya bisa terjadi komplikasi utama, seperti kegagalan paru-paru, ginjal atau hati dan bekuan darah yang menyebar.

D.    Diagnosa
Foto rontgen diambil dalam posisi berbaring dan berdiri.  Gas bebas yang terdapat dalam perut dapat terlihat pada foto rontgen dan merupakan petunjuk adanya perforasi.
Kadang-kadang sebuah jarum digunakan untuk mengeluarkan cairan dari rongga perut, yang akan diperiksa di laboratorium, untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi dan memeriksa kepekaannya terhadap berbagai antibiotika.  Pembedahan eksplorasi merupakan teknik diagnostik yang paling dapat dipercaya.

E.     Pengobatan
Biasanya yang pertama dilakukan adalah pembedahan eksplorasi darurat, terutama bila terdapat apendisitis, ulkus peptikum yang mengalami perforasi atau divertikulitis.
Pada peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau penyakit radang panggul pada wanita, pembedahan darurat biasanya tidak dilakukan.  Diberikan antibiotik yang tepat, bila perlu beberapa macam antibiotik diberikan bersamaan cairan dan elektrolit bisa diberikan melalui infuse.
Kadang – kadang infeksi uterus meluas lewat system limfatik sehingga mencapai kavum abdomen dan menyebabkan peritonitis. Komplikasi ini sekarang dengan terapi segera sudah jarang dijumpai, tetapi masih dapat ditemukan pada infeksi sesudah seksio sesaria kalau terjadi nekrosisdan terbukanya luka insisi uterus. Kadangkala dalam stadium lanjut perjalanan selulitis pelvic, abses parametrium bisa mengalami rupture dan menimbulkan peritonitis generalisata yang merupakan malapetaka bagi penderitanya.
Peritonitis generalisata merupakan komplikasi yang fatal dan eksudat fibrinopurulen yang khas akan menimbulkan perlekatan usus, dan diantara gelung usus yang saling melekat itu dapat terbentuk gumpalan-gumpalan nanah. Ruang subdiafragma dan cul-de-sac kemudian dapat menjadi tempat pembentukan abses.
Secara klinis, peritonitis puerperalis menyerupai peritonitis bedah, kecuali rigiditas abdomen yang terjadi biasanya kurang begitu menonjol. Rasa nyeri bisa hebat. Distensi usus yang nyata merupakan akibata dari ilesus paralitik. Penyebab peritonitis generalisata harus dicari. Jika infeksi dimulai dalam uterus dan kemudian meluas ke dalam peritoneum, pengobatannya biasanya secara medis. Sebaliknya, peritonitis yang terjadi akibat lesi pada usus atau organ tambahannya harus diatasi dengan pembedahan.terapi antimikroba harus mencakup preparat yang paling besar kemungkinan khasiatnya terhadap infeksi Peptostreptococcus, Peptococcus, Bacteroides, Clostridium dan jenis – jenis bakteri koliformis aerob. Pemberian infuse cairan dan elektrolit merupakan terapi penting mengingat pada peritonitis generalisata akan terjadi pelepasan sejumlah besar cairan ke dalam lumen serta dinding traktus gastrointestinal, dan kadasng-kadang pula ke dalam kavum peritonei. Vomitus, diare, dan febris juga menjadi penyebab hilangnya cairan dan elektrolit. Volume cairan dan jumlah elektrolit yang diperlukan untuk menggantikan jumlah yang lepas ke dalam kavum abdomen, yang terserap dari dalam usus dan yang hilang lewat keringat (diaforesis) biasanya cukup besar, tetapi tidak begitu massif sehingga terjadi kelebihan isi sirkulasi. Karena ilesus paralitik biasanya merupakan gambaran yang menonjol, distensi traktus gastrointestinal harus dikurangi dengan pemasangan selang lambung. Pemberian makanna per oral harus dihentikan selama proses pengobatan sampai fungsi usus pulih kembali dan sudah terjadi flatus. Obat-obat untuk menstimulasi peristaltic tidak ada manfaatnya.
Eksudat purulen yang ada diantara  gelung usus atau diantara usus dan organ lainnya dapat menyebabkan terbelitnya usus. Sehingga timbul gejala ileus obstruktif. Dalam keadaan ini, sering kali diperlukan pembedahan. Pada awal perjalan penyakitnya tidak diperlukan pembedahan, meskipun abses dapat terbentuk di berbagai tempat serta memerlukan drainase, dan obtetri usus mekanis yang terjadi mungkin perlu diatasi.
II.               PELVIKSITIS
A.    Pengertian
Infeksi pelvis merupakan suatu istilah umum yang biasanya digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi dimana organ-organ pelvis (uterus, tuba falopii atau ovarium) diserang oleh mikroorganisme patogen. Organisme-organisme ini biasanya bakteri, mereka melakukan multiplikasi dan menghasilkan suatu reaksi peradangan.
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas (gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal.
Terdapat peningkatan jumlah penyakit ini dalam 2-3 dekade terakhir berkaitan dengan beberapa faktor, termasuk diantaranya adalah peningkatan jumlah PMS dan penggunaan kontrasepsi seperti spiral. 15% kasus penyakit ini terjadi setelah tindakan operasi seperti biopsi endometrium, kuret, histeroskopi, dan pemasangan IUD (spiral). 85% kasus terjadi secara spontan pada wanita usia reproduktif yang seksual aktif.

B.     Penyebab
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).

C.    Faktor Resiko
Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri. Faktor risiko lainnya adalah:
1. Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
2. Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari
3. Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
4. Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan
5. Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul.
Risiko tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah pemasangan terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya

D.    Tanda dan Gejala
Keluhan yang dirasakan pasien yang menderita PID biasanya beragam. Mulai dari tidak ada keluhan sampai dengan keluhan yang sangat berat. Keluhan-keluhan tersebut dapat berupa demam; keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi, dan bau yang abnormal; timbul bercak-bercak kemerahan di celana dalam; nyeri senggama; nyeri saat buang air kecil; menstruasi yang tidak teratur; kram perut saat menstruasi; terjadi perdarahan hebat saat menstruasi; nyeri pada daerah perut bawah dan dapat memburuk jika disertai mual muntah; serta kelelahan yang disertai dengan nafsu makan yang berkurang. Nyeri yang mendadak pada perut bagian bawah dapat terjadi jika abses pecah, di mana daerah nyeri tersebut mulai dari daerah sekitar abses yang pecah menjalar ke seluruh dinding perut yang mengakibatkan peritonitis generalisata. Juga dapat ditemukan anemia pada abses pelvik yang telah berlangsung beberapa minggu
Gejala infeksi genital yang dikatakan sebagai penyakit radang pelvis (PID) sering merupakan suatu gabungan yang dihasilkan berbagai derajat peradangan yang melibatkan endometrium dan tuba, walaupun bakteri dapat mencapai uterus, tuba dan ovarium melalui aliran darah, jalur penyebaran yang umum adalah :
  1. Mikgrasi ke atas dari serviks melalui rongga endometrium ke dalam endosalping (jalur umum infeksi gonore).
  2. jalur vena dan saluran getah bening dari ligamentum latum.
Infeksi pelvis dapat dipisahkan ke dalam tiga kategori dasar.
  1. Infeksi yang terjadi setelah kuretase dan postabortus  serta infeksi postpartum.
  2. infeksi postoperatif biasanya berkembang dari organisme-organisme yang terbawa ke dalam tempat operasi dari kulit, vagina atau yang lebih jarang dari traktus gastrointestinalis sewaktu pembedahan.
  3. infeksi pelvis yang terjadi pada pasien yang tidak hamil tanpa didahului pembukaan bedah rongga abdomen atau endometrium.
Bakteri yang biasanya bertanggung jawab terhadap infeksi pelvis adalah organisme eksogen (diperoleh dari masyarakat atau rumah sakit) atau organisme endoogen (normal ditemukan dalam saluran genital wanita atau saluran usus). Biasanya tidak patogen, namun organisme endogen ini dapat menjadi patogen pada keadaan di mana ketahanan pejamu berubah. Infeksi pelvis akut sering etiologinya polimikrobial, infeksi campuran mikroorganisme aerob dan anaerob.
Resistensi pejamu terhadap infeksi tampaknya menurun setelah abortus, melahirkan, pembedahan, pecah ketuban yang memanjang dan trauma. Faktor-faktor presdiposisi lainnya dari infeksi pelvis meliputi pemakaian AKDR, produk konsepsi yang tertinggal, mentrusasi dan salpingitis gonokokus sebelumnya.
Infeksi anaerob spesimen yang memadai untuk biakan anaerob meliputi darah, cairan kavum douglasi, dan aspirasi abses. Sangat penting bahwa spesimen dikirimkan ke laboratorium bakterologi dalam suatu medium transpor yang telah direduksi sebelumnya arau dalam spuit bertutup bebas udara.
Infeksi bakteroides dicurigai apabila terdapat keadaan-keadaan berikut :
  1. Infeksi sistemik yang menulitkan manipulasi traktur gastrointestinalis atau oragan pelvis wanita.
  2. Eksudar berbau busuk yang mengadung basil garam negatif yang tidak berhasil tumbuh dalam biakan aerob rutin.
  3. Adanya gas didalam abses.
  4. Adanya tromboflebitis septik pevis dan atau embolis septik.
  5. Tidak ada respon terhadap antibiotik bakterisidal yang lazim digunakan.
  6. Adaya garam negatif, batang plemorfik yang buruk menyerap warna terutama bila sejumlah mikroorganisme tersebut intrasuler.
E.     Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kenaikan dari sel darah putih yang menandakan terjadinya infeksi. Kultur untuk GO dan chlamydia digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Ultrasonografi atau USG dapat digunakan baik USG abdomen (perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi saluran tuba dan alat reproduksi lainnya. Biopsi endometrium dapat dipakai untuk melihat adanya infeksi.
Laparaskopi adalah prosedur pemasukan alat dengan lampu dan kamera melalui insisi (potongan) kecil di perut untuk melihat secara langsung organ di dalam panggul apabila terdapat kelainan.

F.     Penatalaksanaan
Terapi antibiotik pinisilin G sering efektif sebagai agen primer dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh streptococcus, clostridium, neisseria gonorrhoeae dan bakteri anaerob dengan percecualiar bakteriodes.
Uji suseptibilitas harus dilakukan. Pemilihan antibiotik didasarkan pada :
  1. Kemungkinan sumber infeksi (didapat dari masyarakat atau dari rumah sakit.
  2. Sediaan apus dengan perwarnaan garam.
  3. Terapi antibiotik lainya.
  4. Penilaian patogen yang paling mungkin dari pengalaman infeksi serupa sebelumnya.
  5. Pola resistensi bakteri terakhir dari rumah sakit dan masyarakat.
  6. Riwayat pasien terhadap alergi atau atau seksifitas.
Contoh regimen kombinasi yang dianjurkan adalah :
  1. Doksisiklin (600 mg, IV, dua kali sehari) dengan sefeksitis (2,0 gr, IV, empat kali sehari) memberikan pengamatan terhadap N. Gonorrhoeae, meliputi PPNG, dan c. Trachomatis, akan tetap tidak memberikan pengobatan optimal terhadap anaerob, masa pelvis atau infeksi pelvis yang berkaitan dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
  2. Klindamisin (600 mg, IV, empat kali sehari) dengan gentamisin atau tobramisis (2,0 mg/kg, IV, diikuti dengan 1,5 mg.kg, IV, tiga kali sehari pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal) dapat memberikan aktivitas optimal terhadap bakteri anaerob dan batang garam negatif fakultatif, tetapi tidak memberikan aktivitas optimal terhadap C. Tracformatif dan N. Gonorrhoeae.
  3. doksisiklin (100 mg, IV, dua kali sehari) dengan metronidazol (1,0 g, IV, dua kali sehari) memberikan penanganan yang baik tehadap anaerob dan C. Trachomatis.
G.    Komplikasi
Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di dalam kandungan seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan kehamilan abnormal. Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba. Parut ini mengakibatkan kerusakan dan menghalangi saluran tuba sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan sel telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi kehamilan ektopik.

H. Pencegahan
Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang panggul adalah melindungi diri dari penyakit menular seksual. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat mengurangi kejadian penyakit radang panggul.
Apabila mengalami infeksi saluran genital bagian bawah maka sebaiknya segera diobati karena dapat menyebar hingga ke saluran reproduksi bagian atas. Terapi untuk pasangan seksual sangat dianjurkan untuk mencegah berulangnya infeksi.









Daftar Pustaka

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Edisi 2. Jakarta. Buku Kedokteran EGC